Puisi- Senja di Langit Kita For Kaesang Pangarep and Erina Gudono

0
Aku tahu, rasa ini masih  sama saja seperti yang dulu
Tetap setia pada janji-janjiku untuk selalu merindukanmu
Meskipun waktu telah menguburnya bersama kenangan yang berlalu

Serupa hujan, ia akan datang pada musimnya
Walau terkadang ada badai yang menyelingkuhinya
Hingga kesadaran menghilang karena direnggut hawa nafsu di dalamnya

Pada akhirnya, aku tak akan memaksamu untuk berkata sebuah kejujuran
Tersebab muaranya  menjadi bumerang untuk langkah bersebelahan
Dan aku takut kebenaran akan membawa suatu kekecewaan

Jujur, senja di langit kita telah berubah
Umpama perahu nelayan mencari pelabuhan indah
Hanya bau yang akan ia temukan tiada betah

Senja di langit kita akan terus tersenyum sumringah
Melihat kita dalam pusaran gempa lemah
Hanya saja, kita tak akan lagi bersua dalam satu kemah

Andai aku bisa melupakan dan berdamai dengan waktu
Mungkin hal ini bisa usang dengan tanda pasir menjadi batu
Di mana luka akan cepat sembuh dengan olesan air cinta dan rindu

Menyemai kain sutera dengan ukiran hati di dalamnya
Hanya akan ada keintiman yang selalu bersemi selamanya
Tak perlu ada sesal bagi ombak yang meninggalkan karangnya

Detak jantungku akan engkau bawa bersama deru nafas 
Aliran darah akan terus mengejar nadi di lautan lepas
Hanya akan ada kita yang terlilit tali namun merasa bebas

Apalagi yang aku butuhkan, jika senja di langit kita mulai temaram
Ia akan pudar bersama gelap gulitanya malam
Pastilah keheningan akan membawa kita pada kedamaian yang kelam

Aku tenggelam dalam sukmamu yang dipasung dewa-dewi
Akan ada kupu-kupu derita yang sirna oleh kasturi
Niscaya keagungan firman tak dapat dihindari

Semua akan menjadi saksi merekatnya segumpal darah
Ada tempat bagi lainnya untuk sekadar berbagi dan bercurah
Cerita kita akan tetap abadi pada bibir senja di langit kita yang pasrah

Madura,10 Desember 2022



Post a Comment

0 Comments

Please Select Embedded Mode To show the Comment System.*

To Top