Puisi Cinta dan Kenangan Luka

2
Takmampu untuk kutahan
Serpihan leluka yang masih menganga
Layaknya hati yang tercabik-cabik

Kiranya rindu ini bisa kau sambut
Namun pikiran tak sesuai keadaan
Penggalan kisah dalam diam

Entah apa yang harus kulakukan
Demi menumbuhkan rasa yang terbuang
Sendiri dalam perapian sang malam

Menangis dalam batin yang kerontang
Berusaha bangkit meskipun tiada yang tahu
Aku masih bersemayam dalam pelukan luka

Perih menerpa menyayat jiwa raga
Mengayuh lembaran nostalgia yang terlupa
Sesuatu yang hilang bagai ditelan nestapa

Masih di sini, dengan harapan engkau masih memendam cinta
Apalah daya semua terasa sirna
Terbawa arus air yang datang secara tiba-tiba

Sudah kuduga, semua akan seperti ini
Saat langit tak lagi menelurkan senyumnya
Saat bumi panas karena sengatan sang surya

Tak terurus lagi semisal ikan yang mati di pantai
Membusuk mengeluarkan bau yang taksedap
Begitulah kiranya semua serba salah

Menenun malam dengan rintihan rasa sakit yang menghujam
Kala kau tinggalkan rasa yang menggebu-gebu
Tinggallah penyesalan yang tak ingin kuratapi

Buih-buih cinta telah kulepaskan
Demikian pula aroma asmara telah ditabur
Manakala masih ada rasa dendam yang membara

Tanah tandus menggambarkan dada yang kering
Berharap air hujan menghapus segala dahaga
Tatkala hidup tak diinginkan kembali

Rasamu rasaku kian hilang terbawa angin lalu
Menanggalkan kisah yang telah kita bina bersama
Ada saatnya aku kembali pulang dengan tangan kosong

Tuhan, aku masih bisa bernafas dan selalu berdoa
Terselip harapan bahwa hari esok akan terasa lebih baik
Sementara burung dara telah meninggalkan sarangnya

Pelik kehidupan menjadi awal tanda kematian
Tak ingin berada di neraka untuk yang kedua kalinya
Sejatinya hidup adalah perjuangan menuju syurga loka

Tak ingin lagi terpisah dan tak ingin lagi memulai cerita baru
Karena kita telah dipisahkan oleh lorong kegelapan
Antara pertemuan semu hanya akan menanyakan kabar

Bahwa sungguh aku masih baik-baik saja
Tanpamu tanpa cinta yang dulu kita rengkuh bersama
Kini tinggal kenangan yang sulit untuk dilupakan

Aku berpikir akan masa depan 
Membuka lembaran baru dengan yang lain
Sementara kita haruslah menutup buku pertikaian

Aku tak ingin menuduhmu berbagi dengan yang lain
Sedang kutahu salah ini tak termaafkan
Hingga aku harus membuang diri dari keramaian

Itulah aku manusia biasa
Rasa bersalah pasti akan tetap mendera
Walau puing-puing rindu masih menusuk jiwa

Layaknya serpihan hati yang tak mungkin menyatu dengan sempurna
Rasa malu yang tak terbendung haruslah menjadi perantara
Lantaran aku adalah keturunan Adam

Terusir dari syurga untuk kembali ke syurga
Bahkan tekat kita putih laksana kertas tanpa sentuhan tinta
Tak ada yang mau menjadi kambing hitam

Sementara waktu kian terlambat
Menjemput hasrat yang terlupakan
Meskipun menuntut takkan dihiraukan

Akulah abu pada kayu yang terbakar
Akulah sampah botol minuman
Akulah air limbah pembuangan

Tapi hidup selalu menawarkan pilihan
Dan aku sudah memilihnya
Menjadi pribadi tangguh dan tahu cara kembali

Biarkan masa depan menuntunku ke arah yang benar
Walaupun cobaan tak akan sirna untuk menghantui
Aku pasrah meskipun menjadi manusia yang terkutuk

Kita akan bertemu di alam keabadian
Saat semua tak perlu lagi dipermasalahkan
Dan kebenaran tampak terang menderang

Madura, 30 Juli 2022


Post a Comment

2 Comments

Please Select Embedded Mode To show the Comment System.*

To Top