Cerpen- Bom Bunuh Diri

0
Apakah tindakan bom bunuh diri bisa dibenarkan dalam agama apapun?
Jawabnya adalah tidak. Apalagi status negara yang kondusif tidak dalam keadaan perang. Justru Mujahid menolak untuk berkorban dengan cara yang salah.

Di sisi lain, tepat di sebuah desa para Teroris sudah siap-siap melancarkan aksinya. Rencana mereka yang cukup ekstrem yaitu meledakkan diri di tempat petugas aparat negara. Misi yang besar tentunya sudah direncanakan dari awal.

Sahlan adalah salah satu pemuda yang menggendong bom di tas ranselnya. Dia punya misi untuk bom bunuh diri dengan jaminan semua keluarga yang ditinggalkan akan hidup terjamin dan tercukupi oleh kelompok teroris yang kejam. Sebenarnya Sahlan adalah orang yang penakut, dia melakukan hal ini bukan karena jihad tapi untuk keluarganya.

Semula, dia tenang- tenang saja membawa bom yang siap meledak di tas ranselnya. Namun tiba-tiba dia berubah pikiran dan ingin membatalkan niatnya untuk melakukan bom bunuh diri. Padahal semua temannya sudah siap untuk mati demi Islam.

Kadang teroris menyatakan diri beragama Islam dan niat berjihad. Padahal otak mereka sudah dicuci oleh doktrin menyimpang oleh organisasi teroris atau ajaran garis keras dalam Islam. Jihad itu berbeda dengan zaman Nabi, karena orang kafir memang terang-terangan mau menghancurkan Islam lewat peperangan.

Sahlan kemudian mengundurkan diri untuk ikut meledakkan dirinya dengan bom yang dibawa. Karena dia masih punya anak dan istri yang wajib dia nafkahi di rumahnya. Dengan alasan itu, dia berusaha menemui petugas keamanan untuk menyerahkan diri.

Dari setiap kejadian yang terjadi saat ini, mulai dari bom bunuh diri dan serangkaian aksi terorisme cukup menggemparkan dan mengganggu stabilitas keamanan Negara. Para teroris itu hanya ingin terlihat keren dengan mati konyol dan menyebabkan korban yang banyak. Tentunya para korban tidak bersalah akan ikut terimbas oleh kelakuan mereka yang jauh dari bau harumnya syurga.

Sahlan menyadari bahwa keputusannya akan ditentang oleh kelompok teroris. Namun keputusan sudah diambil, maka dia siap dengan segala resikonya. Dia harus memperbaiki semua yang sudah dia mulai.

Dia hanya mau berkumpul dengan anak dan istrinya dalam keadaan selamat. Namun hal itu mustahil karena anak dan istrinya sudah dilenyapkan oleh para teroris yang keji. Sahlan hanya bisa pasrah mendengar kabar anak istrinya telah tiada.

Dia hanya bisa mempertanggung jawabkan segalanya lewat mendekam di penjara. Sahlan hanya bisa berdoa semuga anak dan istrinya khusnul khatimah dan masuk syurga. Sementara dirinya akan menjalani hukuman di penjara dengan agenda pertaubatan.

Jangan coba-coba salah langkah dalam mengambil sebuah keputusan. Karena hal itu akan mengandung resikonya masing-masing. Jika sudah terlanjur ada pada jalan yang salah segera kembali kepada Tuhan yang maha pengampun.

Tamat.

Post a Comment

0 Comments

Please Select Embedded Mode To show the Comment System.*

To Top