Ardan adalah penduduk asli Kalimantan. Dia merupakan teman akrab Monir. Mereka berdua menjalin persahabatan di sosial media. Ardan mengundang Monir untuk merantau ke daerahnya.
Kebetulan, Ardan punya pabrik batu bata di sana. Karena tergiur dengan bayaran besar, akhirnya Monir setuju untuk pergi merantau ke Kalimantan. Walaupun dengan bekal seadanya Monir berangkat bermodal nekad.
Setelah sampai di Kalimantan, Monir menuju ke tempat Ardan untuk mulai pekerjaannya. Namun Ardan tidak memberitahu bahwa di tempat kerjanya dihuni oleh kuyang. Untuk sementara Monir tinggal bersama Ardan di sebuah gubuk di tengah hutan berdekatan dengan tempat kerjanya.
Malam pertama keadaan di gubuk biasa saja. Tidak ada gangguan sama sekali dari kuyang. Ardan merasa lega, karena Monir langsung betah walau berada di tengah hutan. Pada besoknya Ardan dan Monir mulai bekerja batu bata dari mengolah sampai pembakaran.
Barulah pada malam kedua, gangguan dari kuyang mulai beraksi. Monir mulai gelisah pada malam itu, dia pamit pada Ardan untuk ke kamar mandi. Kebetulan kamar mandinya terpisah dari gubuk.
Tiba-tiba, di atas kamar mandi kuyang itu menampakkan diri pada Monir. Seketika tubuh Monir menjadi kaku dan tak dapat bergerak. Dia pingsan di depan kamar mandi, sementara Ardan mulai gelisah karena Monir tidak kunjung kembali.
Setelah itu, Ardan mendapati Monir yang pingsan di depan kamar mandi. Ardan yang sudah terbiasa mendapat gangguan dari kuyang bersikap santai. Lalu dia berusaha membangunkan Monir yang sudah tergeletak tak sadarkan diri di tanah.
Setelah siuman, Monir menceritakan pada Ardan bahwa dia melihat penampakan kuyang. Ardan menanggapi cerita Monir dengan santai karena dia sudah terbiasa diganggu oleh kuyang. Bahkan hewan ternak yang dipeliharanya ludes habis dimangsa oleh kuyang itu.
Monir mulai khawatir dan takut diganggu lagi oleh kuyang itu. Dia pamit untuk pulang pada Ardan. Karena Monir adalah pria penakut apalagi dia sudah melihat langsung penampakan kuyang dengan kepala dan organ dalam dengan usus yang bergelantungan.
Karena tidak kuat lagi, Monir memutuskan untuk pergi sebelum dia diganggu lagi oleh hantu kuyang. Dengan berat hati Ardan mengizinkan Monir untuk pulang ke asalnya daerah Sukabumi. Karena memang teman sebelumnya juga tidak tahan bekerja bersamanya karena diganggu terus oleh kuyang tersebut.
Tamat.