Nah, film yang akan kita bahas ini adalah salah satu karya dari Joko Anwar yang kemarin sukses dengan film pengabdi setan duanya. Tapi kita tidak akan membahas mengenai pengabdi setan, melainkan sebuah film yang dirilis di Festival Film Indonesia tahun 2015, berjudul A Copy of My Mind. Seperti apa alur ceritanya? Langsung aja kita bahas.
Film ini menceritakan tentang seorang perempuan bernama Sari yang bekerja di sebuah salon sebagai terapis facial. Adegan film ini diawali dengan Sari yang sedang melakukan facial kepada pelanggannya, berdampingan dengan sesama rekan kerjanya di sebuah salon bernama salon Yellow.
Sepulang kerja dari salon, Sari melintasi jalanan kota yang ruwet dan bising. Ada banyak orasi di mana-mana karena waktu itu adalah masa pemilu. Sari pun naik sebuah bis menuju sebuah pusat perbelanjaan. Di sana, dia mengunjungi toko dvd film bajakan yang menjadi langganannya. Setelah melihat ke sana sini, akhirnya dia memilih sebuah film.
Sari bertanya kepada penjaga apakah film itu ori atau tidak. penjaga yang sedang menelepon seseorang itu hanya mengacungkan jempol untuk menjawab pertanyaan Sari. Setelah itu, Sari juga bertanya tentang kualitas teks terjemahannya, karena dvd yang sebelumnya dia beli, teksnya sangat berantakan. Si penjaga sekali lagi mengacungkan jempol untuk menjawab Sari.
Setelah itu, Sari mengunjungi area elektronik. Dia tertarik dengan berbagai televisi berteknologi canggih dan dengan warna yang menakjupkan. Setelah melihat-lihat televisi, dia duduk di sebuah sofa menghadap ke sebuah televisi. Tak lama kemudian sales televisi pun menemuinya. Sari diberi berbagai penawaran, dan mendengarkannya dengan seksama seolah tertarik dengan yang ditawarkan.
Sales itu juga bilang kalau televisi yang ditonton Sari punya speaker yang sangat mantab. Sari pun ditawari untuk mendengarkan kualitas speaker, dan dia langsung menyetujuinya. Sales itu mengeraskan speaker televisi, dan Sari duduk manis menikmati suara sekaligus visual dari televisi yang mahal dan canggih itu.
Malam harinya, Sari pun pulang ke tempat tinggalnya. Dia tinggal di sebuah kos-kosan kumuh yang sangat ramai. Setelah masuk ke kamar dan ganti pakaian, dia memasak mie instan di dapur bersama kos-kosan itu, sambil mendengarkan peghuni kos lain bergosip. Selesai masak, dia kembali ke kamarnya, dan menyetel dvd yang baru saja dia beli.
Sari pun makan mie instan sambil menonton film. Awalnya dia sangat menikmati film itu, tetapi lama-lama kecewa karena teks terjemahannya kacau dan tampak asal-asalan. Sari pun mematikan televisinya, dan menyantap mie instan tanpa hiburan.
Masih pada malam yang sama, di kawasan jalanan sepi, balap motor liar antar pemuda tengah diselenggarakan. seorang pemuda bernama Alek melakukan taruhan pada acara itu. sayangnya, pembalap yang dia jagokan ternyata kalah, dan Alek pun rugi sampai dua juta rupiah.
Karena sudah kalah, Alek pun pulang ke kos-kosannya. Di depan gang menuju kos, dia melihat sekumpulan orang yang protes karena belum dibayar padahal sudah ikut meramaikan kampanye pilpres. Alek tidak peduli dengan mereka, dan melipir minggir.
Sesampainya di kos, dia mengambil piring dan membuka nasi bungkus yang dia beli. Bukan untuk dimakannya sendiri, tapi Alex memberikannya ke bude pemilik kos yang selalu diam di rumah dan menonton tv.
Alek mengambil remot tv, dan mengganti channelnya karena yang ditonton bude adalah berita tentang pilpres. Dia menggantinya ke acara sinetron. Setelah mengurusi bude, Alek pun naik tangga dan pergi ke kamarnya.
Di kamarnya, dia mulai bekerja. Pekerjaan Alek adalah menerjemahkan teks Bahasa inggris dari dvd bajakan. Karena dia tidak bisa Bahasa inggris, maka Alek pun mengandalkan google translate sebagai bantuan.
Tak lama kemudian, seorang om-om datang ke kamar Alek. Dia bertanya kenapa di luar ada ribut-ribut. Alek pun bilang mereka protes karena uang yang dibayar kurang. Menurut Alek, orang-orang yang ikut kampanye seharian hanya dibayar 35 ribu saja.
Menurut om-om itu, dibandingkan ikut kampanye, Alek jauh lebih beruntung, karena per satu teks film yang dia kerjakan, dia dibayar 200 ribu rupiah.
Om-om itu pun mengeluarkan lima dvd dari tasnya dan memberikannya kepada Alek. Dia meminta Alek harus sudah menyelesaikannya besok. Namun Alek protes karena tidak mungkin mengerjakan lima film dalam satu hari. Tapi Om-om itu bilang kalo lima film itu bakal cepet kelar karena dialognya sedikit.
Alek pun bertanya itu film apa. Om-om itu menjawab kalau lima film yang dibawanya adalah film bokep. Menurutnya, film dewasa kalau diberi subtitle akan lebih laku. Tapi karena dialognya hanya sedikit, Alek hanya akan dibayar 75 ribu per film. Alek pun menolaknya, tapi om-om itu meminta agar Alek tidak memilih-milih pekerjaan.
Tak lama kemudian, om-om itu pun pergi meninggalkan kamar Alek. Setelah om-om itu pergi, Alek pun mengecek salah satu dvd film dewasa itu. dia memutarnya di laptop, dan langsung membuka celananya karena terbawa suasana.
Adegan berganti ke Sari yang bangun tidur karena mendengar azan subuh. Dia pun bersiap-siap mandi, tetapi karena hanya ada satu kamar mandi di kos-kosan itu, dia pun mengantri bersama penghuni lainnya. Setelah selesai siap-siap, Sari pun berangkat kerja naik bis kota.
Sementara itu, Alek yang ketiduran di depan laptopnya pun terbangun. Dia belum juga menyelesaikan teks untuk film dewasa meski sudah semalaman bekerja. Alek pun mengganti baju dan langsung pergi meninggalkan kamarnya.
Di sisi lain, Sari sudah mulai bekerja seperti biasa. Dia melaukan facial kepada pelanggannya. Siang harinya, Sari pergi ke sebuah salon yang lebih mewah. Di sana dia menemui pak manajer karena ingin bekerja di salon itu
Sari bilang kalau dia kerja di salon Yellow dan melakukan facial. Kebetulan pak manajer memang kekurangan tenaga facial. Tapi menurut pak manajer, penangan facial di sana berbeda dengan di salon-salon biasa, karena mereka menggunakan berbagai alat canggih. Selain itu, klien di tempat pak manajer juga sedikit beda dan harus lebih banyak dimanja.
Sari pun diterima di sana, tapi dia harus training selama dua minggu dan melihat terapis senior melakukan treatment. Setelah itu, barulah Sari boleh mengurus klien secara langsung.
Adegan berganti ke Alek yang berjalan di sebuah gang sempit. Dia menemui mas-mas yang memasok dvd bajakan. Alek pun menyerahkan dvd yang sudah dia kerjakan, dan dia mendapat bayaran. Setelah itu, Alek pergi ke toko dvd bajakan yang ada di pusat perbelanjaan dan nongkrong di sana.
Beberapa saat kemudian, Sari datang ke sana dan protes dengan pemilik toko karena teks film yang dia beli sangat jelek. Pemilik toko bilang kalo kualitas gambar dvdnya buruk, dia akan mengganti dengan dvd baru. Sari tetap protes, tetapi si pemilik toko tidak mau mengganti karena gambar dari film yang dibeli Sari kualitasnya bagus.
Karena Sari terus protes, pemilik toko itu pun membawa Sari menemui Alek yang mengerjakan teks dvd bajakan. Dia meminta Alek mengurusi Sari sementara dia pergi mengurus tokonya.
Sari pun protes kepada Alek kenapa teksnya ngaco. Alek pun bilang kalo mau nyari yang bagus, Sari harus nyari yang asli. Menurut Alek, harusnya Sari tidak protes dengan kualitas dvd bajakan. Tapi Sari bilang kalau bajakan juga belinya dengan duit.
Sari pun pergi karena tidak puas dengan jawaban Alek. Sebelum pergi, dia sempat mencuri sebuah dvd bajakan, dan Alek melihatnya. Alek pun segera mengikuti arah pergi Sari. Di salah satu gang pasar, Alek berhasil menyusul Sari. Alek meminta Sari mengeluarkan film yang dia ambil. Sari pun menunjukkanya kepada Alek, tetapi Alek bilang film itu jelek dan banyak dialognya. Menurut Alek, Sari tidak akan suka film itu.
Setelah itu, Alek menawari Sari untuk pergi ke kos-kosannya. Dia bilang semua film yang baru rilis teksnya dia semua yang mengerjakan. Akhirnya Sari pun setuju ikut Alek ke kos-kosannya setelah diancam Alek.
Mereka mampir di sebuah warung makan, dan Alek memesan nasi bungkus. Setelahnya, mereka pun sampai di kos-kosan Alek. Seperti biasa, Alek menyiapkan makanan untuk bude yang masih duduk di kursi dan menonton tv.
Alek bilang kalau si bude adalah ibu kosnya. Anak-anaknya tidak ada yang mau mengurus, sehingga Alek yang mengurusnya. Dengan begitu, Alek bisa tinggal gratis di sana. Setelah itu, Alek mengajak Sari naik ke lantai dua dan menuju kamarnya. Di sana, dia menunjukkan koleksi DVD yang dia punya. Sari boleh mengambil film mana saja yang dia mau.
Alek juga menunjukkan film-film favoritnya. Sari boleh pinjem, tapi harus dibalikin. Kemudian Alek menunjukkan film yang lagi dia kerjakan. Menurut Alek, minggu depan baru film itu diedarkan. Alek membuka laptopnya untuk menunjukkan Sari cara dia bekerja, tapi dia lupa kalau film dwasa yang dia kerjakan belum sempat ditutup. Alek pun buru-buru menutup laptopnya.
Mereka kemudian ngobrol di sana. Sari bilang kalau dia sangat suka menonton film, tapi di kosnya dia hanya punya tv jelek yang suaranya sering hilang. Cita-citanya punya home teater di mana dia bisa menonton film sepuasnya. Alek sendiri bilang kalo dia tidak punya cita-cita. Setelah itu Sari bertanya kenapa Alek tidak solat. Sari bertanya agama Alek apa, tapi Alek sendiri nggak terlalu yakin. Sari bertanya di KTP agama Alek apa, tapi Alek menjawab kalau dia nggak punya KTP.
Esok harinya, Sari sudah bekerja di salon yang baru. Tetapi dia hanya berdiri diam sambil melihat terapis senior yang menangani kliennya. Sepulang kerja, Sari mampir ke toko dvd bajakan dan menemui Alek.
Sari mengajak Alek nonton film bareng karena dia bosan setelah seharian hanya melihat terapis senior menangani klien. Alek pun meminta Sari buat memfacial mukanya karena dia belum pernah merasakan facial. Mereka berdua pun pergi ke kos-kosan Alek.
Setelah selesai facial, Alek merasakan wajahnya lebih segar. Setelah itu, Sari bertanya nomor HP Alek. Tapi Alek bilang kalau dia tidak punya telepon. Sari bisa menemuinya kapan saja karena sudah tau di mana dia tinggal dan di mana biasa dia nongkrong. Setelah itu, Alek dan Sari pun bermesra-mesraan, dan hal-hal yang diinginkan pun terjadi.
Esok harinya sepulang Sari kerja, Alek mengajaknya pergi ke tempat dvd bajakan diperbanyak dan diedarkan. Dia pergi menemui bosnya dan menyerahkan dvd yang sudah dia kerjakan. Setelah itu, Alek dan Sari pergi ke kos-kosan Sari. Di sana, Alek mengajari Sari kalau mau beli DVD bajakan, jangan yang ada tulisan kombo format, karena kualitas gambarnya pasti jelek. Setelah itu, mereka pun pergi ke kos-kosan Alek.
Di kos Alek, mereka kembali melakukan adegan dewasa. Setelah selesai bermantab-mantab, Sari pun menari erotis di depan Alek. Mereka pun tidur bersama sampai pagi. Esok harinya, Sari kembali bekerja di salon. Dia bosan karena sudah beberapa hari tapi kerjanya hanya melihat. Dia pun menemui pak manajer dan bilang kalau dia ingin menangani klien. Setelah bernegosiasi, akhirnya Sari pun diijinkan.
Sari diutus untuk mengurus klien special yang ada di sebuah rumah tahanan. Sari pun pergi ke rumah tahanan, dan masuk ke sebuah ruangan milik seorang nara pidana. Namun dia terkejut karena ruangan napi itu sangat mewah seperti hotel dan tidak seperti penjara.
Di sana, dia bertemu dengan ibu-ibu bernama Mirna yang sedang menjalani masa tahanan. Dia pun melakukan facial sambil ngobrol dengan ibu Mirna. Bu Mirna membahas situasi kampanye di luar sana, dan Sari pun mengeluh karena jalanan menjadi tambah berisik serta macet.
Selesai melakukan Facial, Bu Mirna pergi ke toilet. Sari pun melihat koleksi dvd milik bu Mirna, dan tertarik dengan salah satu film. Dia mengambil DVD itu dan menyembunyikannya. Bu Mirna keluar dari kamar mandi dan menggeledah tas Sari. Untungnya Sari sudah mengamankan dvd curiannya ke balik bajunya. Bu Mirna bertanya apakah Sari menyadap ucapan mereka, dan Sari pun bilang dia tidak melakukannya.
Kemudian Sari diperbolehkan pergi. Sesampainya di kos Alek, dia mengajak Alek untuk menonton dvd curiannya bersama. Sari mengira dvd yang dia ambil adalah film aksi. Tapi begitu diputar, ternyata dvd itu berisi pertemuan penting para pejabat negara. Salah satu orang yang ada di pertemuan itu adalah Bu Mirna. Alek kemudian bilang kalau sepertinya dvd itu adalah barang bukti yang sangat penting.
Esok harinya saat pergi di warung makan, Sari melihat berita tentang pilpres. Saat melihat salah satu dari para pejabat, Sari terkejut karena mengenali sosok itu. sari yakin kalau orang itu ada di rapat rahasia yang ada di dvd curiannya.
Sari pun bergegas kembali ke kos Alek, mengambil dvd curiannya, dan pergi ke rumah tahanan. Namun dia tidak diperbolehkan masuk oleh petugas. Sari bilang ingin menitipkan sesuatu kepada Bu Mirna, tapi petugas itu tidak memperbolehkannya. Sari kemudian kembali ke salon dan meminta Pak Manajer mengirimnya kembali ke penjara. Pak manajer pun curiga dan bertanya apa yang sudah dilakukan Sari.
Akhirnya Sari mengaku sudah mengambil sesuatu di tempat bu Mirna. Mendengarnya, Pak Manajer langsung memukul perut Sari. Tak hanya itu, setelah Sari terjatuh, pak manajer pun menendanginya. Sari berhasil kabur dari sana, dan kembali ke kos Alek.
Di sana, Alek bilang agar Sari tidak berhubungan lagi dengan bu Mirna. Alek tau bahwa bu Mirna ternyata adalah makelar suap. Para pejabat yang ingin memuluskan rencana mereka, semuanya pasti mendatangi bu Mirna. Sari bilang ingin mengembalikan dvd itu, tetapi Alek malah melarangnya, karena itu sangat bahaya.
Alek kemudian meminta Sari untuk tidak kembali ke kos-kosannya karena berbahaya. Sari pun menuruti permintaan Alek.
Malam harinya, saat Sari sudah tertidur, HPnya menerima panggilan masuk. Alek mengangkat telepon itu, dan seorang laki-laki misterius mengancam Sari. Alek bilang kalau ada yang ingin berurusan dengan Sari, lebih baik mereka berurusan dengannya. Alek pun membuang hp Sari ke sebuah pot tanaman.
Malam itu juga, secara diam-diam Alek pergi ke kos-kosan Sari untuk mengambil barang-barang Sari. Namun saat mau pergi meninggalkan kos itu, dia disergap beberapa orang misterius, dan dibawa masuk ke dalam mobil. Alek digeledah, tetapi mereka tidak menemukan HP maupun KTP karena Alek tidak memilikinya.
Siang harinya, Sari bangun dan tidak melihat Alek di mana pun. Dia kemudian pergi ke warung makan untuk membungkus makanan. Dia kembali ke kos Alek dan menyiapkan makanan untuk bude. Setelah itu, dia kembali ke kamar, dan memutar dvd berisi pertemuan para pejabat itu. Ternyata pertemuan rahasia itu membahas sebuah undang-undang baru untuk kepentingan para pejabat, dan mereka sedang bernegosiasi mengenai penyuapan yang dipandu oleh Bu Mirna.
Ada pihak yang meminta sebuah undang-undang disahkan DPR, namun pihak DPR bilang kalau itu sulit karena ada fraksi-fraksi lain yang mungkin tidak setuju. Maka dari itu, Bu Mirna pun menawari sejumlah uang yang disebut dengan istilah ‘apel’ dan ‘apel florida’ untuk meloloskan undang-undang itu. setelah melakukan negosiasi beberapa saat, Bu Mirna dan para pejabat pun mencapai sebuah kesepakatan.
Di sisi lain, Alek disekap di sebuah ruangan. Di sana, dia disiksa habis-habisan karena tidak mau memberitahu keberadaan Sari. Alek tetap tutup mulut, dan penyiksanya pun menghajar Alek semakin parah. Karena dihajar dengan begitu brutal, Alek pun terjatuh dari kursinya dan tidak bergerak lagi. Setelah itu, penyiksanya meminta seseorang untuk menggali tanah dan mengubur Alek. Setelah selesai melakukannya, komplotan itu pun pergi.
Sementara itu, Sari masih tinggal di kos Alek. Dia memasakkan mie instan untuk bude. Dan saat itulah bude menunjukkan sesuatu di hp-nya kepada Sari. Ternyata bude sudah dikirimi gambar Alek yang babak belur dihajar. Sari pun bergegas pergi ke kos-kosannya, tetapi tidak menemukan Alek di sana.
Sari pun sadar kalau Alek sudah dihilangkan secara paksa. Sari kembali ke kos Alek, mengambil dvd pertemuan para pejabat, kemudian melabeli dvd itu sebagai film transformers. Siang harinya, Sari pergi menemui bos Alek di sebuah gang, kemudian dia menyerahkan dvd berlabel transformer itu ke bos Alek. Setelah melakukannya, Sari pun pergi meninggalkan tempat itu.
Beberapa hari kemudian, dvd transformers disebarkan di seluruh toko dvd bajakan. Karena film itu sedang disukai, maka dalam sekejap semua orang membeli dvd itu. misi Sari menyebarkan rahasia negara pun berhasil.
Dia kembali ke kos Alek, dan menangis di balkon. Saat itulah, dia berhalusinasi Alek datang menemuinya. Mereka pun berpelukan, dan akhirnya film ini pun berakhir.