Puisi- Memeluk Harapan Karya Penyair Senja

0
Nyatanya, aku masih berkutat dengan dunia yang tak asing lagi
Di mana rasa yang tak sampai masih setia membayangi
Kukira inilah kemampuan yang belum sepenuhnya sempurna

Ada kalanya langit mendung tanpa hujan
Hanya ada angin berhembus kencang menyapu sang awan
Sementara teriakan kodok di sumur kering tiada diperdulikan

Nasib menuju kepasrahan akan penentuan hasil akhir
Ada hal yang perlu dibenahi untuk mencapai kegemilangan
Agar tujuan tidak berhenti di tengah jalan

Usaha terbaik telah kulakukan selama ini
Menunggu purnama memberikan kabar baik
Namun nyatanya masih tertinggal di tempat yang jauh

Aku gugup untuk menemukan jalan terang
Sementara gelap gulita selalu mengintai
Menghempaskan berjuta impian yang telah dirajut

Sementara waktu tak bisa kuikat
Pada masanya tubuh semakin ringkih tak kuat
Sampai menjemput ajal pada liang lahat

Segalanya telah tertutup rapat
Mengapa harus mengejar kecepatan cahaya
Jikalau dalam gelap masih bisa menikmati kesunyian

Tak ada yang abadi
Semuanya akan kembali
Pada keyakinan masing-masing

Kecewa pada diri sendiri hanya akan mempersempit langkah
Menikmati kehidupan adalah langkah bijaksana
Meskipun tidak tahu harus dimulai darimana

Terasa berat melangkah tanpa kepastian hakiki
Mencari celah untuk menyambung kebaikan dibalas kebaikan
Lelah dengan semua yang terjadi karena syukur mulai berkurang

Tiada yang mengerti bahwa aku punya kelebihan cinta
Sehingga mudah tertipu dengan halusnya sutera kehidupan
Sehingga emosi pada diri sendiri

Mungkin di kala batu menjadi emas
Atau bahkan karang menjadi mutiara
Aku baru merasakan kehidupan yang sebenarnya

Kembali dengan utuh, atau pikiran masih bercerai berai
Kesendirian ini akan terus abadi sampai waktunya nanti
Di mana ceritaku masih dibaca oleh anak-anak 

Ada rasa bangga semasa hidup
Meskipun nama sudah terpahat di batu nisan
Tempat peristirahatan terakhir di mana dunia tak penting lagi

Bertuhan untuk berdoa
Catatan telah usang
Karena dunia mulai hitam

Tempat berteduh tak lagi nyaman
Karena panas dan hujan mudah menerpa
Meskipun atapnya terbuat dari sulaman emas

Berpikir adalah jalan terakhir
Dimana tindakan menunggu rencana tiba
Hingga tujuan tepat sasaran

Madura,28 November 2022



Post a Comment

0 Comments

Please Select Embedded Mode To show the Comment System.*

To Top