Puisi Berselimut Malam|Penyair Senja

0
Oleh: Penyair Senja

Andaikan malam tak lagi datang menghampiri
Akankah kerinduan ini masih terus hidup dan tumbuh
Pada akhir kisah tali cinta yang sunyi

Ada keraguan yang terus menjamur
Menghalangi langkah yang tersusun rapi
Haruskah perubahan dipaksa bertindak

Kucium aroma kembang setaman di telaga hati
Tetap berharap bahwa janji itu ditepati
Bodohnya aku masih terus berkutat di sini

Sedangkan waktu terus menjauh dan hilang
Tinggal kenangan manis penuh perjuangan
Sekarang lumpuh tak lagi kuat menopang kehidupan

Biarkan aku menyendiri mencium aroma pantai yang khas
Melebur dan menyatu bersama deru ombak
Melihat bintang berkedip di langit cakrawala

Kekuatan yang aku himpun sedari dulu
Semuga akan menguat dan tumbuh bunga mawar mewangi
Yang kurasa semua telah ada pada porosnya

Hari demi hari hanya berkutat dengan serpihan kata
Selalu saja ada yang menitipkan rasa kehampaan
Kala jiwa telah tenang dan mau berupaya

Jujur aku tak tahu harus membawa ini kemana
Tapi yang pasti tujuan hari ini haruslah berwarna
Walaupun pada akhirnya kita bisa melewati setiap ujian dengan senyuman

Dulu, aku takut tidak naik kelas
Namun kelas selanjutnya terasa biasa saja
Sampai pada akhirnya takaran kehidupan memang berbeda

Berdiri tegak memandang masa depan
Dengan kesempatan melihat keabadian 
Namun waktu terus menggiring pada kepalsuan


Bahwa kita semua menuju kematian
Hingga tak terasa bahwa kehilangan nyawa
Dan terkubur bersama seribu misteri dunia lain

Apakah semesta merestui apa yang telah kita buat
Sementara ketidak mampuan menghalangi segalanya
Sampai pada titik jenuh tak bisa berbuat apa-apa

Hari berganti hari
Bahkan dunia belum sepenuhnya dirayapi
Kadang tubuh di sini, namun pikiran terbang jauh ke sana

Bukan tak ada niat
Namun kesempatan terasa tertutup
Demi kebaikan atau takdir berbicara

Sungguh Tuhan, tiada dusta antara kita
Ini yang Engkau beri dan ini yang aku terima
Sekadar ketulusan dan rasa syukur atas kehidupan

Sepertinya aku butuh keajaiban
Bukan sekadar mimpi sepanjang malam
Atau bermain peluh sepanjang siang

Aku tak dapat membohongi batin
Bahwa ia haus akan sentuhan warna
Maaf aku lalai dalam memenuhinya

Madura,01 Oktober 2022

Post a Comment

0 Comments

Please Select Embedded Mode To show the Comment System.*

To Top