Dia menyarankan agar aku bersabar dan terus bersabar menghadapi segala cobaan yang ada. Namun sampai saat ini belum ada gadis satu pun yang bisa kudekati dan menjadi pasangannya. Walaupun aku sudah berusaha semaksimal mungkin namun tetap saja hasilnya nihil.
Padahal, untuk ukuran seorang pria, aku tergolong good looking dan mapan. Namun semua itu tidak ada gunanya karena tidak ada gadis yang mau aku dekati. Entah ada hal gaib apa yang coba menghalangi setiap langkah yang kutuju.
Sampai suatu hari ada seorang Alim Ulama yang menyuruhku untuk perbanyak ibadah dan jangan sampai lupa sholat lima waktu. Memang pada sebelumnya aku mengakui bahwa lalai dalam menjalankan perintah Nya. Setelah itu aku mulai rajin beribadah dan selalu mendekatkan diri pada Nya.
Sampai aku lupa pada tujuanku yang utama. Aku menemukan cahaya hidup yang lebih sempurna dari sebelumnya. Bahkan aku tak lagi mengejar sesuatu yang belum ditakdirkan untuk kumiliki.
Dalam perjalanan itu, barulah aku merasa banyak godaan dari wanita yang dulu menjauhiku sekarang malah menghampiri dari berbagai kalangan. Kini aku tak lagi kesulitan dalam mencari pasangan dan dimudahkan seluruh urusan. Memang benar, kalau kita punya masalah apapun lebih baik curhat pada Tuhan, karena semua solusi akan datang dengan sendirinya ketika kita lebih mendekatkan diri.
Sekarang aku malah takut untuk mencari pasangan dengan terburu-buru. Aku takut salah pilih yang bisa menghancurkan kehidupan dan membawa penderitaan sepanjang hidup ini. Dan aku tak mau semua hal itu terjadi, hingga aku berhati-hati dalam memilih calon pasangan hidup.
Aku paham, Tuhan tidak memberikan semua yang aku inginkan, tapi Dia memberikan apa yang sedang aku butuhkan. Lewat rajin ibadah dan mendekatkan diri, semua jalan keluar mudah untuk kudapatkan. Rasa syukur ini mungkin tidak berlebihan untuk sekadar berterimakasih atas apa yang telah dikaruniakan padaku.
Ya, pencarianku menemukan titik terang. Aku dipertemukan dengan seorang gadis sederhana yang sangat baik akhlaknya. Semua itu kuketahui saat dia tidak mau bersalaman dengan yang bukan mahramnya. Berarti pengetahuan agamanya cukup dalam.
Akhirnya aku melamarnya dan kami resmi menikah sampai saat ini. Aku merasakan kebahagiaan hidup yang sempurna kala disandingkan dengannya. Aku bersyukur dalam masa pencarian tidak terburu-buru dalam mengambil sebuah keputusan.
Kemudian Dewa dan Syifa istrinya pergi berbulan madu ke Bali. Di sana mereka hidup bahagia dan menjalani hari bulan madu dengan sangat romantis. Tentunya dengan saling mendekatkan diri pada Sang Kuasa.
Tamat.
Terimakasih kepada seluruh pembaca setia blog ini. Semuga kita semua diparingi kesehatan dan kemurahan rezeki. Jangan lupa untuk terus menunggu part setelahnya, karena akan banyak kisah cerpen menarik dan terbaru dari blog ini yang akan terus tayang.
