Berlalu Layaknya Kapas Putih

0
Kekecewaan ini layaknya kapas putih
Semilir angin pagi membawanya terbang
Mengitari lorong-lorong gelap tak bertuan

Ada kalanya sakit yang kurasakan
Adalah ego yang belum jua stabil
Mengalahkan sifat hati yang jujur

Dusta pikiran tak hentinya meracuni otakku
Ia diam tak pernah mau pergi menjauh
Seakan memenjarakan langkah ini

Aku yang bingung di tengah pusaran air masa depan
Mencari kehidupan ke arah terbaik
Mencium syurga duni yang penuh fata morgana

Wajahku hilang ditelan peradaban
Sedangkan anak-anak masih saja tersenyum
Menikmati indahnya mentari pagi yang ceria

Siang dan malam seakan mencambukku
Menyisakan leluka perih yang tajam
Mentertawakanku dengan penuh ambisius

Bak raja ditinggalkan rakyatnya
Hatiku sepi,kelam,dan sedikit rapuh
Berharap air cinta datang dengan tiba-tiba

Hujanpun turun menyambangi air mata
Banjir derita memaksaku dengan sesaknya nafas
Menghancurkan harapan yang resmi kurajut

Malapetaka!
Hidup malu mati tak ada yang mau tahu
Beginilah nasibku yang pontang-panting

Hanya ada satu harapan
Bangkit, atau akan terpuruk selamanya
Tertutup awan hitam dan sambaran petir

Aku juga ingin merasakan kebahagiaan
Layaknya burung-burung pagi yang berterbangan
Menyanyikan lagu anak kecil di pangkuan mama

Dimanja bak kandungan pertama
Mendapatkan kasih dan sayang sepenuhnya
Melihat pelangi muncul setiap hari

Dalam kehidupanku yang kerontang
Penuh ujian dan beribu tekanan
Hingga aku tak sanggup untuk hidup lagi

Pilihan yang salah, mungkin?
Atau aku terlalu lugu atau dungu
Meniti kehidupan sebelum datang masanya

Beruntung aku merasa masih memiliki Tuhan
Senantiasa membolak-balikan hasratku
Demi menemukan satu masa yang indah
Bersama keluarga setiap satu perayaan

Mungkin semua ini hanyalah mimpi
Yang tlah meracuni otakku
Karena yang kudapat hanyalah kekecewaan

Sekian...

Madura,03 Oktober 2021

Post a Comment

0 Comments

Please Select Embedded Mode To show the Comment System.*

To Top