Cerpen- Mati Suri

0
Dahlan ikut menggali makam Danu yang selalu dimimpikan masih hidup oleh kedua orang tuanya. Peluh yang menetes karena kecapekan mencangkul kuburan yang memang agak dalam itu. Ditambah lamanya tanah sekitar satu minggu sudah mengendap di sana.

Setelah penggalian yang begitu lama, akhirnya Dahlan melihat Danu yang masih terbungkus kain kafan. Namun anehnya tangannya masih bergerak meskipun dia sudah meninggal satu minggu yang lalu. Kejadian ini menggemparkan seluruh desa, terutama ketua RT yang ada di desa tersebut.

Kemudian, Dahlan dan warga lainnya segera mengangkat tubuh Danu yang masih kotor dengan lumpur tanah kuburannya. Para warga sudah banyak yang berdatangan demi melihat kondisi Danu yang sebenarnya. Namun pihak keluarga tidak mau mengekspose kejadian ini, akhirnya mereka semua kecewa dan kembali ke rumah masing-masing.

Tubuh Danu masih lemah, dia segera diinfuse untuk menyegarkan kembali tubuhnya yang sudah terpendam selama satu minggu. Sebelumnya, Danu dikenal oleh warga sebagai orang yang jahat. Suka menjadi preman pasar dan memalak para pembeli yang berkunjung ke pasar. 

Hingga banyak sekali orang yang membenci karena sifatnya yang buruk. Hal itu membuat warga geram dengan kejahatan yang dilakukan oleh Danu. Dia merupakan ketua preman kampung yang cukup ditakuti. Jika ada masalah sama dia, maka bersiaplah untuk menemui bahaya setiap harinya.

Sudah satu minggu Danu tidak keluar rumah, banyak warga yang ingin tahu keadaannya pasca bangkit dari kematian. Bahkan Dahlan yang merupakan teman dekatnya tidak berani menjumpai sahabatnya itu karena banyak keanehan dan perubahan sikapnya.

Setelah benar-benar hidup kembali, dan sadar atas apa yang menimpanya, Danu pergi dan menetap di Pesantren. Hal itu membuat semua warga terkejut dengan sikapnya yang berubah drastis. Danu mendapatkan pelajaran dari kematiannya, sehingga dia mau berubah menjadi orang yang shaleh.

Setelah beberapa tahun, Danu keluar dari pesantren, dia menjadi pendakwah yang sangat hebat. Dia menceritakan kisahnya ketika berada dalam kubur dan adanya siksa kubur. Kematian telah memberinya pandangan hidup yang lebih agamis lebih mementingkan akhirat ketimbang dunia yang sebentar ini.

Tamat.


Post a Comment

0 Comments

Please Select Embedded Mode To show the Comment System.*

To Top