Puisi- Sumpah Pemuda Turunkan Harga BBM

0
Dan aku masih terus saja berpikir
Untuk memahami bahwa hidup satu kali
Di mana cinta harus puas dan pulang dengan bahagia

Oh Negeriku yang katanya kaya
Di mana pemuda masih bergumul dengan kertas lamaran
Pengangguran bertambah angka setiap tahun

Ekonomi tinggi hanya sebatas formalitas
Sungguh ketidak berdayaan dengan waktu yang begitu singkat
Di mana Pejabat sibuk menghitung kekayaan

Apalagi menghadapi peristiwa yang amat besar
Lonjakan harga BBM menjadi tanda akhir dari minimnya solusi bagi rakyat
Bapak Jokowi, aku rindu dirimu yang dulu

Di mana hatimu untuk rakyat
Dengungkan harapan demi hidup sejahtera
Bantuan hanya akan ada pada masamu, setelah itu program dirombak kembali

Sumpah pemuda, kami putra putri Indonesia hanya berharap Indonesia tumbuh dan berkembang maju
Dengan harapan Pemimpin membela rakyat
Akhir yang pahit untuk awal yang manis

Seperti ada tekanan batin yang tak mampu dihilangkan
Ada semacam gemuruh dalam dada
Nama besar layaknya pahlawan bagi kami

Ah, sudahlah
Nasi sudah menjadi bubur
Semuga Negeri ini menemukan muara yang tepat

Menurunkan BBM adalah hal yang hampir mustahil
Tapi jika ada Pemimpin yang bisa menurunkannya dialah yang berhak bertahta
Bahkan dukungan akan tetap menyatu sampai akhir jabatannya

Menaikkan harga BBM adalah awal permusuhan dengan rakyat
Karena, sejatinya mereka tahu akan dampak nasionalnya
Semua akan memandang negatif apalagi orang awam 

Korupsi dikendalikan
Maka tak perlu menaikkan BBM
Tersebab banyak tikus negara yang berdasi

Mencuri bahkan meminta fasilitas tinggi minim kerja
Semuga Indonesia tidak hancur pada akhirnya
Karena seorang pemimpin yang tidak bisa mengendalikan kekuasaannya

Hal baru mungkin masih tabu bagi kami
Namun jangan tindas kami dengan kebijakan yang tidak pro rakyat
Sebenarnya keinginan kami sederhana

Semuga di sisa akhir kepemimpinan ini
Akan ada solusi yang segar
Kembalinya jati diri Pemimpin yang kami cinta

Terimakasih sudah pernah mengisi hati kami dengan harapan yang berbunga-bunga
Karena hidup harus stabil dan langkah ini mungkin sudah dipertimbangkan
Seribu kebaikan akan hilang dengan satu kesalahan

Mendukung bukan buta
Mencintai tak harus membela
Menyongsong hari bahwa kami tetap netral

Sumpah pemuda,
Semangat kami untuk Negeri
Jiwa raga kami untuk Negeri

Salam satu jiwo

Madura,28 Oktober 2022


Post a Comment

0 Comments

Please Select Embedded Mode To show the Comment System.*

To Top