Cerpen- Usaha Keras Si Penjual Roti Bakar

0
Hani, itulah namaku. Aku bekerja sebagai seorang karyawati dari sebuah perusahaan pabrik sepatu. Sehari-hari, aku biasa masuk kerja dan tidak pernah terlambat. Namun pada suatu hari, aku bangun kesiangan, hingga terlambat berangkat ke kantor. Akhirnya aku dipecat karena terlambat dan itu terjadi dengan cepat dalam kehidupanku.

Padahal aku banyak tanggungan di rumah. Bahkan aku termasuk tulang punggung keluarga. Umurku masih 25 tahun, tapi aku belum siap untuk menikah di usia tersebut. Karena banyak sekali masalah yang masih menderaku, hingga aku tak sempat mencari pasangan.

Karena sudah dipecat dari kantor, aku mulai memutar otak untuk mencari pekerjaan lain yang masih tersedia sesuai kualifikasiku. Surat lamaran sudah aku sebar ke berbagai perusahaan, namun belum ada satu pun perusahaan yang memanggilku. Aku tidak putus asa, aku mulai mencari pekerjaan kasar yang membawaku pada salah satu ibu warung yang membutuhkan tukang cuci piring di warungnya.

Karena sudah banyak kebutuhan mendesak, akhirnya aku terima pekerjaan itu dan dibayar 50 ribu setiap hari. Inilah kehidupan, aku harus berjuang di saat ekonomi terpuruk dan waktu yang tidak beruntung. Semua kulakukan agar keluargaku bisa makan di rumah.

Sudah satu bulan aku menjadi tukang cuci piring, namun kebutuhan semakin banyak dan bayaran dari tempat cuci piring tidak mencukupinya. Akhirnya aku minta berhenti pada ibu warung dan memulai bisnis baru. Karena tidak punya modal, aku menjual perhiasanku yang aku dapat dari kerja di pabrik sepatu dulu.

Alhamdulillah, aku mulai membuat gerobak bakso dan memulai bisnis ini di lingkungan terdekat rumah. Aku berharap daganganku laris manis dan berkembang dengan cepat. Namun sainganku sangat banyak, hingga ada dari mereka yang marah padaku karena menjual produk yang sama persis seperti mereka.

Daganganku laris ketimbang sainganku itu, akhirnya aku disamperin mereka dan merusak gerobak serta mengacak-acak bakso yang ada digerobak. Alhasil, hari itu aku rugi besar dan tidak dapat beroperasi lagi karena gerobaknya rusak. Inilah nasibku yang penuh dengan cobaan hidup.

Aku hanya bisa pasrah dan berdoa semuga ada usaha lain yang bisa menghasilkan untuk kugeluti. Lalu aku mulai merintis untuk berjualan roti bakar. Siapa tahu saingannya sedikit atau malah tidak ada di tempatku.

Awalnya, aku kesusahan dalam membuat roti bakar yang enak dan disukai pelanggan. Hal itu membuat daganganku sunyi dan sepi. Sisa roti hari ini semua sudah basi, hingga aku berpikir untuk berhenti saja untuk berjualan.

Namun, karena support dari keluarga, aku semangat lagi untuk berjualan. Kali ini aku belajar membuat roti bakar dari youtube.com, sehingga aku bisa mahir dan sukses dalam berjualan. Banyak pelanggan mulai berdatangan dan menjadi pelanggan tetapku.

Aku sangat bahagia, karena hari ini, hidupku berubah 100%. Dari yang tidak punya apa-apa, sampai punya banyak tabungan dan bisa membeli rumah, tanah dan mobil. Banyak pengusaha muda yang datang mau melamarku, namun aku belum sepenuhnya siap untuk menjalani rumah tangga.

Namun ada satu pria yang menjadi pelanggan setiaku. Dia katanya adalah seorang ustad. Memang benar, dari gerak-geriknya dia adalah orang yang baik. Namanya Ustad Syamsul Arifin.

Karena sudah mendapat restu dari keluarga kedua belah pihak, akhirnya kami resmi melangsungkan pernikahan.

Tamat.

Post a Comment

0 Comments

Please Select Embedded Mode To show the Comment System.*

To Top