Seperti biasa, aku dan teman-temanku pergi ke Madrasah MI Annidhamiyah untuk latihan lomba imtihan tahunan. Acara ini biasa diselenggarakan setiap tahun dengan berbagai kegiatan lomba-lomba.
Kebanyakan lomba diisi dengan menghafal dan juga latihan secara bergantian. Maklum usia kami masih sekitaran 10 tahun yang masih aktif bermain. Lomba tahunan ini biasanya akan ditutup dengan persembahan drum band yang datang dari guluk-guluk Madura.
Sungguh moment itu sangat menyenangkan dan masih teringat sampai sekarang. Ingin sekali kembali mengulang waktu yang dulu, waktu kanak-kanak yang sangat berharga. Sekarang hanya bisa menyimpan memori itu dalam-dalam.
Dulu, di Madrasahku banyak sekali ditumbuhi pohon sawo. Pohon dengan buahnya yang berwarna coklat dan manis legit di mulut kita. Setiap akan berangkat ke Madrasah, aku dan teman-teman pasti menyempatkan dulu mencari buah yang jatuh tersebut.
Bila siang hari, mungkin pohon sawo tidak terlihat menyeramkan alias biasa-biasa saja. Berbeda ketika malam tiba, maka setiap anak yang melewatinya akan menjerit histeris karena melihat hal yang gaib. Apalagi ketika masa latihan untuk imtihan tahunan.
Apalagi kami melewati TPU yang ada di Sampepe. Setiap lewat jalan itu pasti kami akan sedikit berlari bahkan teriak-teriak seperti orang kesetanan. Karena memang Sampepe ini terletak agak menonjol dari jalan yang kami lewati setiap berangkat sekolah.
Pernah suatu ketika aku berjalan sendiri di Sampepe ini, angin seram mulai menyerangku. Aku hanya bisa pokus dan berkomat-kamit membaca mantra. Kaki terasa berat untuk melangkah. Sementara mata tidak menoleh ke arah makam. Bukan karena apa, takut ketika melihat makam, ada sosok penampakan menyeramkan.
Menurut cerita, di Sampepe terdapat bermacam-macam gangguan, misalnya kepala bergelinding, hantu kuntilanak, bahkan pocong yang lompat seketika di depan mata.
Lebih parahnya lagi, tepat di sebelah utara turunan jalan menyimpan sebuah misteri. Yang mana mitos atau faktanya masih diperbincangkan sampai sekarang. Di Sampepe katanya dulu ada orang yang diteror oleh kepala bergelinding dari atas.
Mula-mula, orang tersebut mengira bahwa yang jatuh bergelinding adalah sebuah batu, namun ketika dia memeriksa ke arah benda jatuh tersebut, ternyata kepala yang berlumuran darah serta menyeringai menyeramkan. Mulai sejak itu, aku dan teman-teman selalu merinding ketika melewati jalan Sampepe ini.
Menurut cerita yang beredar, Sampepe merupakan salah satu TPU yang memang angker. Karena memang posisinya yang jauh dari rumah warga setempat dan minimnya pencahayaan di jalan tersebut. Namun kita sebagai manusia yang sempurna, tidak perlu takut pada makhluk lain, karena yang perlu kita takuti hanyalah Allah SWT.
Demikian kisah Kepala Mengelinding di Sampepe ini ditulis, semuga ada manfaat yang bisa diambil dari cerita tersebut.