Ini Tentang Harga Diri Seorang Lelaki

0
Aku berjalan menyusuri lorong waktu
Mengejarmu dengan bekal yang sedikit
Berharap engkau kembali dengan membawa cinta

Dan akupun merasa pengembaraan ini sia-sia
Kuputuskan untuk berhenti sejenak dari bisingnya alam semesta
Karena ini menyangkut masalah kita berdua

Ya, hanya kita berdua yang tahu arah mata angin menerpa
Tentang dua keluarga yang bersitegang memperebutkan hak asuh atau semacamnya
Bahtera yang lusuh karena waktu telah semakin layu

Kukayuh sendiri mengarungi lautan dengan bahtera rumpang milik tetangga
Aku hanya punya sebilah keris untuk berperang melawan hawa nafsumu
Entah aku mati dengan tenang atau menjadi ruh yang gentayangan

Semisal api yang terus berkobar menyulut semangat dada yang membara
Aku tetap akan berusaha meski menggapaimu haruslah terbang
Karena hidup hanya satu kali dan aku tak akan menyia-nyiakan kesempatan ini

Berulang kali kukatakan bahwa aku sepenuhnya yang bertanggung jawab
Namun engkau masih saja memalingkan muka
Berharap yang lain datang dengan air cinta diobral

Janjiku bukanlah main-main apalagi mau menjerumuskan hatimu
Karena kata-kata sakral itu telah menjamur dalam jiwa dan ragaku
Patutlah kiranya engkau menoleh walau hanya sebentar saja

Semilir angin malam membisikkanku tentang pengabdian
Pengabdian abadi dari seorang petarung kehidupan sejati
Yang senantiasa menanti kopimu di pinggiran sana

Akankah wujud saktiku mampu menampar egomu yang besar
Sedang aku telah berusaha penuh semangat mengabadikanmu di altar hatiku
Sudilah kiranya jika engkau memandang wajah lusuh ini setiap pagi

Sebelum semuanya terlambat aku harus berbicara lantang
Tidak boleh ada duri dalam daging mentah ini
Karena sejatinya kita berdualah yang menentukan kewajiban masing-masing

Orang ketiga hanya akan merusak tanaman cinta yang kita bina
Maka akupun berusaha setia dalam kejujuran hakiki
Menemanimu sampai masa tua dan mati bersama

Menggapai syurga dan memetik buahnya layaknya di dunia saat baru bersua
Saling melengkapi cinta yang tanggal
Dan menuai rindu dalam satu kali pertemuan dalam persinggahan

Semisal dalam dunia pengasingan
Aku tetap menjadi pemuja pilih tanding
Membesarkan namamu di balik layar ini

Tuhan menjadi saksi
Malaikat akan mencatat
Bahwa aku sungguh dan benar-benar mencintai

Sekian...

Madura,14 Oktober 2021

Post a Comment

0 Comments

Please Select Embedded Mode To show the Comment System.*

To Top