Apalagi aku tidak dihiraukan olehmu
Menyendiri terpasung oleh mimpi-mimpi
Aku tak sudi menjadi papan catur permainanmu
Aku juga berhak menentukan langkah
Bukan harus berada di tengah pusaran perkara
Aku harus bagaimana sayang?
Aku telah berusaha menantikan syurga yang engkau janjikan
Akan tetapi sepertinya aku berada di tempat yang salah
Kukira menunggumu adalah keputusan yang tepat
Bahkan bahagiaku telah nampak bukan dengan perbuatan ataupun kekata
Namun engkau pergi dengan rasa menghancurkan
Kemelut yang menantang
Resah mendera
Aku enggan untuk pulang
Deru ombak di lautan
Menjadi saksi perjalanan kasih kita
Bahkan angin telah mencatatkan kisahnya
Aku masih saja menunggu hal yang tak pasti
Sedang engkau pergi tanpa meninggalkan kata-kata
Perpisahan ataupun rasa benci dan marah
Perasaanku kau gantung
Nasibku kian tak menentu
Terombang ambing berujung pada kehancuran
Kupandangi langit kala sendu menerpanya
Tampak goresan luka hati yang menganga
Layaknya dadaku yang terkoyak dari dalam
Mampukah aku melewati ini semua
Melihat dan mendengar tawamu dengan yang lain
Sembari memikul tanggungan buah cinta kita sendiri
Rasa sesal selalu menghantuiku
Karenamu segala impian menjadi sia-sia
Atau aku harus mengakhiri hidup ini
Tidak, tentu tidak semudah itu!
Aku harus bangkit demi melihat mentari bersinar
Dan malam tersenyum dengan bulan sabit bersama gemintang
Sungguh laraku kutimang sendirian
Laksana musafir di tengah padang pasir
Unta yang mati dan persediaan air yang habis
Sepertinya aku hilang ditelan kegelapan
Bersama gundukan hitam yang menggangguku
Dalam perjalanan menuju satu cahaya keabadian
Sekian...
Madura,10 Oktober 2021