Masa kecil di Jepang biasa aja sih, aku orang susah.
Tokyo kan besar ya, aku tuh di pinggirnya (Tokyo). Aku tinggal barengnya 4 (saudara) sama nenek, karena mama sama papa cerai. Sampai umur 14 tahun
Kalau di sekolah Jepang itu dapat makan sampai SMP kelas 3, itu ada makan siangnya. Dan kata nenek bilang "Jangan lupa ya, makan siangnya yang banyak di sekolah" Soalnya di pagi itu juga aku dikasihnya sama nenek cuma satu roti, atau kadang mikir kayak "udahlah ya, nunggu sampai siang ajalah" gitu. Pokoknya intinya, makan siang di sekolah itu penting buat aku gitu".
Kalau aku itu pas SD, sampai kelas 4 nggak punya temen. Karena aku di-bully sama temen-temen. Aku yang kena, Tapi aku juga bingung (kenapa di-bully). Tapi aku tuh kurang pinter kan, Jadi aku tuh nggak sadar juga. Kayak sepatunya nggak ada pas pulang,"
Tapi aku kan nggak mikir yang kayak "Kok aku di-bully ya" gitu kan enggak. Jadi aku kayak bilang ke pak gurunya "Pak guru, ini kok sepatu aku nggak ada ya", Jadi lama-lama males juga temen-temen (buat nge-bully) aku.
Setelah menjadi artis di Indonesia Haruka akhirnya menemukan jati dirinya. Dia tak lagi mendapatkan perlakuan tidak baik dari teman-temannya. Sehingga kini dia sukses berada di Indonesia.
Itulah kehidupan kadang kita berada di bawah dan terkadang kita berada di atas. Tidak perlu menilai orang lain secara berlebihan karena diri kita sendiri belum tentu sempurna. Orang baik akan dipertemukan dengan orang baik.
Semuga dapat diambil hikmahnya dan terus menebar perilaku positif untuk keindahan dunia kita.
