Curhat Seribu Puisi Mewakilkan Perasaan

0
Aku mencoba menulis puisi agar bisa meluapkan segala emosi. Bagaimana dengan kalian yang suka menulis puisi, apakah sama dengan apa yang aku rasakan. Karena dengan menulis puisi semua rasa gundah dalam hati bisa segera terurai.

Banyak macamnya puisi saat ini. Apalagi di era milenial seperti sekarang banyak puisi baru bertebaran. Menurutku puisi memang menjadi wakil perasaan kita.

Ketika kita tidak mampu mengucapkan rasa secara langsung, kita bisa menuliskannya lewat puisi. Karena puisi itu bebas dan tidak bisa memenjarakan imajinasi. Apalagi puisi terbaru dan tidak terikat dengan aturan berpuisi yang sedikit kaku.

Bagi kamu yang suka berpuisi atau menulis puisi, kembangkanlah bakat tersebut menjadi bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Kita harus terkenal dengan karya bukan sensasi yang tiada arti. Sehingga menulis puisi semakin menambah warna kehidupan kita di masa depan.



Memeluk Malam

Menanam leluka pada jiwa
Kala terik hati merajalela
Memanas memaksa rasa pergi

Aku yang tetap tegar di sini
Berusaha merapikan luka hati
Meski duri tak mampu lagi tercabuti

Resah mendera kala pikiran mulai buntu
Berharap akan ada sesuatu yang baru
Memberikan kesejukan dan masa kebugaran

Denting waktu semakin menguras bahagia
Tertelan semesta yang takkunjung berada
Menepi dalam renungan muhasabah diri

Ruang lingkup kebijakan hati dalam rasa
Mungkin hanya bisa menelurkan desah dalam dada
Hingga suatu hari perpisahan itu hadir

Membawa kabar buruk dan terus menyiksa
Hidup yang tak hidup lantaran maut kian menyapa
Ego diri tak pernah menjadi sebuah solusi

Aku bergeming dalam kesendirian
Melihat mereka tertawa dengan hidup serba ada
Terkadang diri ini menjadi pribadi yang munafik

Kalau saja waktu itu bisa terulang kembali
Dan aku menjadi orang yang sedikit lebih pintar
Mungkin masa depan akan menjadi cahaya gemilang

Berjuang sendiri tanpa ada yang tahu
Bahkan lencana tak sedikitpun tersemat
Tanda jasa tak patut diterima walau raga masih ada

Sepucuk surat cinta untuk dia yang sudah lupa
Akan perjuangan dan dedikasi kehidupan
Bahwa hidup tetap harus berjalan

Meskipun terseok-seok tertusuk duri tajam
Dengan bangga aku masih terus berjalan
Tegak lurus menghadapi aral yang melintang

Sungguh aku seakan terkurung dalam kebebasan
Meskipun aku hanyalah seorang pendatang
Tak percaya jika orang-orang mempertanyakan

Masihkah aku bisa kembali
Setelah apa yang sudah terjadi
Kini aku lebih mawas diri

Karma atau apa aku tak mengerti
Aku harus bisa membuktikan diri
Agar kelak generasi menjadi bangga hati

Inilah tantangan awal kehidupan
Harus memulai dari mana
Hingga jati diri tak lagi membentur elegi

Aku masih bisa bernafas
Rasa syukur patut kuucap
Dalam derai doa setiap jalan

Pilihan yang tersulit adalah meninggalkan
Meski takada yang tahu aku sekarang
Bagaimana rasanya hidup dengan perjuangan

Madura, 23 Juli 2022

Yakinlah bahwa dengan berpuisi sebagian dari ketegangan kita bisa terasa ringan. Beban hidup kita sedikit bisa terobati. Apalagi dengan berpuisi bisa menambah penghasilan.


Post a Comment

0 Comments

Please Select Embedded Mode To show the Comment System.*

To Top