Termasuk Gani yang baru saja menjadi seorang santri. Dia sangat antusias untuk pulang ke rumahnya. Karena merasa tidak kerasan di Pesantren karena pelajaran yang berat. Sehingga dia memutuskan untuk segera pulang pada saat pulangan maulidur Rasul SAW.
Lain lagi dengan Fildan, yang menetap di Pondok Pesantren, karena dia menjadi pelaku dhalem, yang harus siap siaga jika dipanggil keluarga Kyai yang membutuhkan jasanya. Hal itu untuk ngalap berkah dengan menjadi abdi dhalem pondok Pesantren. Jadi dia memutuskan untuk tatap berada di Pesantren, meskipun temannya yang lain sudah pulang ke rumah masing-masing.
Ada kalanya, kita tidak sadar bahwa mondok itu adalah hal yang menyenangkan. Jika kita pikirkan lebih baik berada di Pesantren daripada keluyuran tidak jelas di rumah masing-masing. Tersebab biasanya kalau sudah keluar dari pondok, maka otomatis santri biasanya bergaya bebas dan gaul.
Dan yang buat aneh, ketika sudah sampai pada waktu kembalian ke pondok, masih saja ada yang betah di rumah. Hingga dia tidak mau lagi kembali ke pondok Pesantren. Padahal lebih enak hidup di Pesantren daripada di rumah. Bayangkan uang dan makanan serta kebutuhan lainnya disediakan oleh orang tua. Jika betah dan mau kembali ke Pesantren.
Coba pikirkan, jika berada di rumah, belum tentu dapat jatah uang secara rutin. Berbeda halnya jika kita tinggal di pondok pesantren. Maka kehidupan kita di sana akan terjamin. Meskipun akan disesuaikan dengan kadar kemampuan orang tua.
Orang tua mana yang tidak senang jika anaknya betah belajar di Pondok. Semua orang tua akan menginginkan hal yang sama. Jadi kita jangan sampai mengecewakan harapan mereka. Jika sudah waktunya kembali ke pondok, niatkan bismillah semuga berhasil mendapatkan ilmu yang bermanfaat dan barokah.
"Pondok Pesantren Adalah Penjara Suci"
Alfatihah kepada seluruh guru yang sudah mengajarkan kebaikan dan kebenaran. Semuga mereka semua diberikan kesehatan, dan dimurahkan rezekinya. Aamiin Ya Rabbal Aalamiin...
