Kisah Teladan Khalifah Umar Bin Khattab

0

KISAH KHOLIFAH KEDUA: UMAR BIN KHOTHTHOB
 
Kelahiran dan pertumbuhan fisik dan kepribadian Umar.

     Dikala Al-Khoththob bin Nufail Al-Mahzumi Al-Quraisy mendengar berita bahwa isterinya telah melahirkan bayi laki-laki, maka wajahnya berseri-seri karena merasa gembira dan senang sebagaimana layaknya suami-suami Arab waktu itu. 
 
     Ia kemudian segera mencari tahu kepastian berita itu ditengah-tengah masyarakat yang sedang  mengerumuninya di salah satu tempat di dekat tembok Ka'bah.

     Dengan pernyataan masyarakat yang telah memastikan bahwa anaknya yang baru lahir adalah seorang laki-laki, maka bertambah rasa kegembiraannya. 

     Segeralah ia pulang ke rumah untuk menjumpai isterinya, Hantamah binti Hasyim.

     Setiba di rumah ia menyampaikan ucapan selamat kepada sang isteri dan kemudian ia mengusap mukanya yang dibasahi keringat. Selanjutnya ia mendekati putranya dengan riang gembira seraya berkata-kata dengan ucapan yang tak dapat difahami.

     Setelah bercakap-cakap sebentar dengan isteri dan keluarganya, putranya yang baru lahir itu diberi nama *Umar*.

     Berkat mendapat perhatian penuh dan pemeliharaan yang terarah dari kedua orang tuanya, Umar tumbuh menjadi seorang laki-laki yang perkasa, berdaging padat, berkulit putih kemerah-merahan, tubuhnya berbulu, kulit kedua telapak kaki dan tangannya tebal, kedua lengan tangannya kokoh, kedua pundaknya lebar dan berbadan tinggi tegap, sehingga ketika berjalan dengan orang banyak ia akan terlihat paling tinggi karena sangat tingginya.
     
     Sewaktu berjalan nampak cepatnya sehingga tidak ada orang yang dapat menyertainya dan tidak ada yang dapat mengikuti perjalanannya yang cepat itu.

     Disamping itu Umar adalah sosok yang apabila bicara suaranya didengar. Apabila memukul, pukulannya sangat menyakitkan. Dan, dikala marah, bagaikan seribu pemuda yang sedang marah. 

     Sosok Umar mengingatkan kita kepada tokoh kedua Pandawa Lima Bima Werkudara dalam dongeng pewayangan hikayat Mahabharata. 

     Umar, dalam hidupnya sama sekali tidak takut kepada siapapun, dan hatinya tidak pernah gentar dalam menghadapi bahaya dan ancaman apapun.

     Umar, adalah orang yang mewarisi tabiat ayahnya, keras dan tegas , tidak pernah mengenal kelemah-lembutan, memiliki kemantapan yang tidak pernah mengenal keraguan, memiliki tekad kuat yang tidak pernah mengenal istilah setengah-setengah dalam menyelesaikan berbagai perkara. 

     Umar, adalah orang yang mudah mengungkapkan isi hati dan pikirannya, memiliki kemampuan memprediksi perkara-perkara yang dihadapinya, apakah ia akan condong ke kanan atau ke kiri.

     Kepribadian Umar tidak becabang-cabang dan berbilang, dan tidak pula diselewengkan oleh hawa nafsu yang bertentangan.

     Kepribadiannya adalah kepribadian yang mantap dan meyakinkan. 

     Dimana dijumpai Umar disitulah kita akan menjumpai kepribadian, keinginan dan metodenya (manhajnya). 

     Kepribadian yang tidak terbagi-bagi, tidak meletakkan kaki di satu sisi dan kaki lainnya disisi yang lain. 

     Umar adalah orang yang menyeluruh, kaaffah. 

     Semua kemampuannya bergerak dengan penuh ketelitian dan kecermatan melebihi cermatnya pasukan yang terlatih, tidak pernah terlambat atau keliru dalam tindakannya. 

Itulah watak yang unik dan sangat jarang sekali dijumpai tandingannya dalam sejarah kehidupan manusia.
Tags

Post a Comment

0 Comments

Please Select Embedded Mode To show the Comment System.*

To Top